M. Rizal Fathoni (20405241002)
A. Letak dan Luas Administrasi
Rusia (bahasa Rusia: Росси́йская
Федера́ция, Rossíyskaya Federátsiya) adalah sebuah negara federasi yang
bersistem semi-presidensial dengan berbentuk republik konstitusional di sebelah
timur Eropa dan utara Asia yang dari barat laut sampai ke tenggara. Rusia (Russia) merupakan negara
terluas di dunia bekas dari negara Uni Soviet.
Sumber: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Rusia
B. Kondisi Iklim
Sebagian besar wilayah negara Rusia beriklim benua, ini disebabkan karena bentuk Rusia yang berupa daratan benua. Pengaruh iklim lautan hanya di bagian tepi benua saja. Rusia berada di lintang utara, sehingga didominasi oleh iklim kutub yang mempengaruhi wilayah utara (Arkhangels sampai Siberia). Daerah beriklim kutub selalu tertutup salju selama enam bulan dengan suhu dibawah titik beku. Wilayah yang berada di garis lintang <600 LU memiliki empat musim; musim dingin (5 bulan: November-Maret), musim semi (2 bulan: April-Mei), musim panas (3 bulan: Juni-Agustus), dan musim gugur (2 bulan: September-Oktober).
Iklim dan cuaca di Ibu Kota Negara Rusia (Muskow) pada saat musim panas biasanya menyenangkan dan sebagian berawan dan musim dingin biasanya panjang, pembekuan, bersalju, berangin, dan mendung. Sepanjang tahun, suhu bervariasi dari -11°C hingga 24°C dan jarang di bawah -22°C atau di atas 30°C. Sehingga dapat dilihat kunjungan untuk ke Rusia baiknya dilakukan akhir Juni sampai pertengahan Agustus.
Kondisi Iklim dalam 1 Tahun di Rusia |
© WeatherSpark.comKondisi Iklim di Rusia
C. Isu Pembangunan dan Kerjasama Global
1. Isu Pembangunan
Perubahan iklim yang terjadi sejak tahun 2000, Rusia melakukan beberapa strategi untuk mengatasi kondisi lingkungannya yang mengakibatkan perubahan di lingkungan Samudera Arktik dengan dibuktikan prediksi dari berbagai penelitian ilmiah yang menjelaskan banyak sumber daya alam. Motif-motif Rusia dapat dilihat dari isi The Foundations of the Russian Federation State Policy in the Arctic until 2020 and beyond yang membahas mengenai kepentingan strategis nasional Rusia sesuai dengan visi Rusia dimasa depan di Samudera Arktik (Antrim, 2010):
1) Penggunaan zona Rusia di
Samudera Arktik sebagai basis sumber daya strategis
2) Rusia untuk
mengatasipembangunan sosial ekonomi negara;
3) Pelestarian zona Rusia di
Samudera Arktik sebagai zona damai dan kerja sama;
4) Konservasi ekosistem di
Samudera Arktik;
5) Penggunaan Rute Laut Utara
sebagai komunikasi transportasi nasional yang terintegrasi di zona Rusia di
Samudera Arktik.
Pada tanggal 09 April 2019, Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam International Arctic Forum, di St. Petersburg, menyatakan bahwa pihak Rusia akan terus mengiriminkan kapal lintas cargo untuk mengarungi wilayah Arktik. Konsistensi ini sebagai wujud pemerintah Rusia terhadap kemajuan Northern Sea Route yang menjadi andalan utama perekonomian selain Eksplorasi Minyak Bumi dan Gas Alam lepas pantai. Presiden Putin menargetkan jumlah kargo yang diangkut melintasi jalur pelayaran akan naik menjadi 80 juta metrik/ton pada tahun 2025 dari total sekitar 20 juta ton (tahun 2018) dan sebagian besar kapal-kapal cargo yang berlayar merupakan kapal dengan lebel berbendera Rusia. (Radio Free Europe Radio Liberty, 2019.)
Diagram Peningkatan Jumlah Ekspor-Impor/ton Rute Jalur Utara dari Wilayah Rusia |
Melalui Northern Sea Route
(NSR), GDP Rusia meningkat sekitar 2% dengan catatan bahwa NSR merupakan jalur
yang baru dikembangkan dan dibutuhkan dana investasi yang besar. Saat ini, biaya
program pembangunan Jalur Laut Utara diperkirakan mencapai 734,9 miliar rubel
hingga tahun 2024. Sekitar 274 miliar rubel di antaranya berasal dari dana APBN.
Sisanya adalah investasi dari Perusahaan Rosatom dan Perusahaan Migas lainnya
seperti NOVATEK dan Rosneft serta Gazpron (Vyaceslav Ruksha, 2019).
2. Kerjasama Global
Kebijakan luar negeri Rusia akhir-akhir ini mereka lebih condong ke arah
Timur (di kawasan Asia Tenggara dengan ASEAN). Northern Sea Route dipergunakan
untuk kepentingan jalur lintas kargo internasional yang menghubungkan wilayah
Asia dan Eropa (Subaeri, 2021). Rusia melakukan kerjasama dengan pihak Cina (perusahaan
COSCO) dan Norwegia untuk penambahan kapasitas kapal lintas kargo dan pembukaan
pelabuhan-pelabuhan kargo internasional baru. Selain itu, pihak Rusia juga
melakukan kerja sama pembangunan kabel lintas Arktik bersama Finlandia dan juga
menggandeng perusahaan besar untuk menanam modal dalam mega proyek eksplorasi
minyak dan gas di semenanjung Yamal, Yamal LNG.
Slogan Rusia "turn to the east" adalah keputusan logis Moskow yang bertujuan mendiversifikasi ikatan kebijakan luar negerinya dan mengembangkan wilayah Siberia dan wilayah Timur Jauh Rusia, berikut bentuk kerjasaman Rusia di negara Asia Tenggara dan ASEAN dalam berbagai bidang:
1. Bidang Keamanan
Negara yang bekerjasama secara intens dengan Rusia adalah Vietnam yang menunjukkan grafik meningkat, seperti perdagangan dua arah antara Moskow dan Hanoi mencapai 5,2 milliar dollar AS meningkat 29 persen (matamatapolitik.com). ASEAN-Rusia kerjasama dilakukan di bawah kerangka Comprehensive Programme of Actions (CPA) untuk mempromosikan kerjasama ASEAN dan Federasi Rusia 2005-2015 (ASEAN, 2016).
Pertemuan Vietnam dan Rusia Membahas Perlindungan Keamanan Siber |
2. Bidang Politik
Secara komprehensif kerjasama Rusia-ASEAN terjalin di tahun 2005 tepatnya pada KTT Rusia-ASEAN pertama di Kuala Lumpur, Malaysia. KTT ini kemudian menjadi agenda yang cukup rutin dilaksanakan. KTT kedua (tahun 2010) dengan memabahas persiapan menuju Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) (asean.org, 2010). Kemudian secara signifikan peningkatan terjadi ketika KTT ketiga yang dilaksanan pada 14 November 2018 ketika Rusia dan ASEAN meningkatkan hubungan dialog Rusia-ASEAN menjadi Kemitraan Strategis.
Presiden Vladimir Putin Mengambil Bagian Dalam KTT-ASEAN |
3. Ekonomi
Konsultasi
Pertama antara Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) dan Menteri Ekonomi Rusia diadakan
pada Agustus 2010 di Da Nang, Vietnam, yang menciptakan momentum untuk membawa
hubungan perdagangan dan ekonomi ke tahap baru. Para Menteri mengeksplorasi
cara-cara untuk meningkatkan arus perdagangan dan investasi serta kerja sama
ekonomi antara ASEAN dan Rusia, termasuk fasilitasi perdagangan, standar dan
kesesuaian, energi, pengembangan UKM, ketahanan pangan, pariwisata, layanan
transportasi udara dan energi terbarukan. 21 Agustus 2013 konsultasi ke-2
AEM-RUSIA di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, mengesahkan Program Kerja
untuk Roadmap Perdagangan dan Investasi ASEAN-Rusia, yang mencakup
bidang-bidang berikut: fasilitasi perdagangan dan investasi dan liberalisasi,
energi, pengembangan rantai logistik, pengembangan sumber daya manusia,
pariwisata, pengembangan UKM, inovasi dan modernisasi dan penciptaan kekayaan
intelektual, dan dialog bisnis (Anon, 2016).
4. Sosial Budaya
Kerjasama di bidang budaya ini Rusia dan ASEAN menandatangani ASEAN-Russia Agreement on Cultural Cooperation di sela-sela perhelatan KTT ASEAN- Rusia Kedua pada bulan Oktober 2010 di Ha Noi. Perjanjian ini bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan kerjasama dan pertukaran di bidang musik, teater, arsip, perpustakaan, museum, warisan budaya, tari, seni visual, film, hak cipta, kerajinan rakyat, seni dekoratif dan terapan, sirkus dan bentuk artistik lainnya.
Kerjasama Rusia dengan Indonesia
Indonesia dan Rusia sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang politik, hukum, dan keamanan (Kemlu, 2021). Kedua negara juga berkomitmen untuk kerja sama dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan global. Konsultasi membahas berbagai isu, seperti perkembangan hubungan bilateral Indonesia dan Rusia, kerja sama pertahanan, teknik militer, penegakan hukum, dan keamanan siber. Dibahas juga kerja sama dalam penanggulangan berbagai ancaman global, seperti terorisme, peredaran obat terlarang, pencucian uang, kejahatan lintas batas, dan pendanaan terorisme.
Pemerintah Indonesia dan Rusia Bekerjasama dalam Bidang Keamanan, Hukum dan Politik |
D. Kekuasaan Pemerintah dan Politik
Sebelum menjadi negara independen dari Uni Soviet, rezim Soviet menguasai Rusia dan Eropa Timur dengan sistem Sosialis. Pemimpin pertama Uni Soviet pada saat itu yaitu Vladimir Lenin membentuk negara Soviet berpaham sosialis komunis yang artinya tidak ada kepemilikan pribadi, dan segala kegiatan ekonomi masyarakat diatur dan diawasi oleh pemerintah pusat. di tahun 1991, pemimpin Rusia saat itu lebih condong ke arah paham demokrasi, sehingga berubahlah haluan Rusia menjadi negara Federal berpaham Demokrasi Republik dan terbentuklah sistem pemerintahan Presidensial. tanggal 12 Desember 1993. Rusia mendeklarasikan diri sebagai negara hukum yang berbentuk federasi dengan sistem pemerintahan presidensial (Fahrurodji, 2005: 194).
Presiden sebagai kepala negara memiliki kewenangan yang amat besar dalam berbagai isu yang berkaitan dengan pertahanan, keamanan, dan politik luar negeri. Presiden juga berwenang untuk mengeluarkan ketentuan darurat, termasuk yang memiliki kemungkinan ekstra konstitusional (Saragih, 2008: x).
E. KOMPOSISI DAN DINAMIKA PENDUDUK
Ciri-ciri perkembangan demografis di Rusia dari tahun 1940-an hingga 2020 dipertimbangkan secara retrospektif. Tahapan perkembangan demografi negara dianalisis, termasuk kontribusi berbagai komponen terhadap dinamika demografi pada periode sejarah tertentu. Ide untuk membedakan dua gelombang depopulasi diusulkan, dan dikatakan bahwa gelombang kedua depopulasi di Rusia dipicu tidak hanya oleh tren negatif modern, tetapi juga terkait dengan fitur historis dari perkembangan demografis negara tersebut, yaitu, dengan struktur usia populasi, berubah bentuk di bawah pengaruh berbagai peristiwa sejarah, atau dengan "jebakan demografis", yang sering disebut dalam literatur. Kontribusi supermortalitas terhadap depopulasi pada 1990-an, yang disebut tahap kejutan perkembangan demografis Rusia, disoroti. Ciri-ciri depopulasi gelombang kedua dicatat, yang terkait dengan penurunan jumlah wanita usia subur dan babak baru peningkatan angka kematian akibat COVID-19. Pendekatan sistematis untuk menetralkan depopulasi gelombang kedua dibuktikan berdasarkan program demografis nasional yang komprehensif, termasuk sistem tindakan untuk menciptakan kondisi kelahiran dan pengasuhan anak, mendukung keluarga dengan anak, mengembangkan perilaku mempertahankan diri, mengurangi kematian, meningkatkan harapan hidup, mengurangi emigrasi, dan menarik migran dari kategori yang diperlukan ke Rusia (Shcherbakova, 2022).
Laju Pertumbuhan Penduduk Dunia dan Rusia — Rusia |
Perkembangan demografis multivariat Rusia hingga tahun 2100, yang menggabungkan 30 kombinasi proses demografis yang berbeda, dianalisis. Terlihat bahwa populasi akan menurun di sebagian besar skenario, termasuk skenario menengah yang paling memungkinkan – hingga 137,5 juta orang pada akhir abad ini (Yumaguzin, 2022). Dalam jangka pendek hingga awal 2030-an, semua opsi menunjukkan peningkatan beban demografis, dan dalam jangka panjang alternatifnya menurun dan meningkat dengan intensitas yang berbeda dari waktu ke waktu. Skenario yang paling menguntungkan dengan fertilitas dan harapan hidup yang tinggi serta pertumbuhan migrasi yang rendah memberikan tekanan terbesar pada penduduk usia kerja karena tingginya jumlah kelahiran dan lanjut usia dalam skenario ini.
Populasi Rusia Skenario Pertumbuhan Akhir |
F. Isu Kontemporer
Hubungan antara Rusia dengan barat semakin memburuk ketika terjadi konflik di Krimea pada 2014. Ketika terjadi krisis di Krimea, Rusia memanfaatkan situasi tersebut dengan intervensi ke dalam krisis yang terjadi di Krimea tersebut. Hal ini dilakukan oleh Rusia karena Rusia menganggap mayoritas warga Krimea masih ingin menjadi bagian dari Rusia, karena seperti yang sudah diketahui bahwa Di tahun 1954, Nikita Khruschev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet menyerahkan Krimea sebagai kado simbolis kepada Ukraina ketika Moskow masih berkuasa. Setelah runtuhnya Uni Soviet di tahun 1991 dan merdekanya Ukraina dari Uni Soviet maka sejak itu Krimea selalu menjadi sumber ketegangan antara Rusia dan Ukraina (Amdjad, 2014). Situasi yang saat ini terjadi di Ukraina tidak terlepas dari ekspansi NATO yang mulai melebarkan pengaruh di Eropa Timur. Rezky Utama menambahkan bahwa ekspansi NATO ke Eropa Timur membahayakan Rusia karena hal ini berpotensi memindahkan rudal balistik yang awalnya ditempatkan di Rumania ke Ukraina dan berpotensi menjadi ancaman terbuka bagi Rusia. Disampaikan Rezky Utama, sebelum 2014, Ukraina sangat dekat dengan Rusia dan menjadi buffer zone antara Rusia dan Eropa. Namun setelah revolusi 2014, pemerintah Ukraina berpindah haluan, dari sebelumnya dekat dengan Rusia beralih mendekati NATO. Hal ini menyebabkan Belarusia menjadi satu-satunya buffer zone antara Rusia dan negara-negara Eropa. Menurut Rezky Utama, invasi yang dilakukan oleh Putin menjadi salah satu cara untuk mengembalikan Ukraina sebagai salah satu sekutu Rusia dengan mengganti rezim pemerintah Ukraina melalui dukungan kelompok sepratis di Donetsk, Luhan, dan Krimea.
Daftar Pustaka:
Nefedova, T. G., Treivish, A. I., & Sheludkov, A. V. (2022). Spatially Uneven Development in Russia. Regional Research of Russia, 12(1), 4-19.
Fawaati, S., & Tjarsono, I. (2014). Strategi Rusia
melalui Russia€™ s New Arctic Strategy (2008-2013). Riau University.
Antrim, C. L. (2010). The next geographical pivot: The
Russian Arctic in the twenty-first century. Naval War College Review, 63(3),
14-38.
Radio Free Europe Radio Liberty, (2019). “Putin Sets
Out Major Upgrade To Arctic Facilities, Assets As Nations Eye Area Resources”.
Vyaceslav Ruksha, “Icebreakers will run through the
arctic like trams. Seven questions about the northern sea route”, ROSCOCONGRESS.
Subaeri, D. A. (2021). Kepentingan Rusia Dalam
Eksplorasi Iceberg Project 2015 di Lingkar Arktik. eJournal Ilmu
Hubungan Internasional, 9(2), 329-344
Kemlu, (2021). Indonesia Perkuat kerjasama di Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Diakses melalui https://kemlu.go.id/portal/id/read/3307/view/indonesia-dan-rusia-perkuat-kerja-sama-di-bidang-politik-hukum-dan-keamanan. Pada 05 Mei 2023.
Fahrurodji, A. (2005). Rusia Baru Menuju Demokrasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Saragih, S. (2008). Bangkitnya Rusia. Penerbit Buku Kompas.
Ryazantsev, S. V., & Rybakovskii, L. L. (2021).
Demographic Development of Russia in the 20th‒21st Centuries: Historical and
Geopolitical Dimensions. Herald of the Russian Academy of Sciences, 91,
516-524.
Shcherbakova, E. M. (2022). Population Dynamics in
Russia in the Context of Global Trends. Studies on Russian Economic
Development, 33(4), 409-421.
Yumaguzin, V. V., & Vinnik, M. V. (2022). Forecast
of Population Size and Demographic Burden in Russia up to 2100. Studies on
Russian Economic Development, 33(4), 422-431.
Amdjad, M. 2014. “Krimea, Untung Rugi Bagi Rusia”. Diakses melalui https://www.merdeka.com/khas/krimea-untung-rugi-bagi-rusia-kolom- dunia.html. Pada 05 Mei 2023.
0 Reviews:
Posting Komentar